Perasaan Cinta atau
Obsesi?
Assalamu’alaikum sahabat
blogger semua ^^
Akhir-akhir ini langit sering mengundang hujan tanpa
permisi dan mendatangkan angin secara tiba-tiba, membuat bahagia beberapa orang
karena malaikat akan turun dan mengamini lantunan doa yang kita panjatkan, akan
tetapi membuat murung sebagian orang karena bencana mulai datang silih berganti
seperti banjir, wabah penyakit, dan bahkan beberapa minggu terakhir ini sering terjadi
gempa di beberapa wilayah Indonesia. Intensitas hujan yang turun membuat udara
disekitar terasa lebih dingin dari biasanya, tetapi dinginnya udara ini tak
mengurangi panasnya suasana politik di negeri yang kita cintai ini. Api mudah
membakar setiap jiwa yang bertopeng seakan mereka takut topeng yang mereka
kenakan akan menjadi abu dan terbawa oleh hembusan angin dari berbagai penjuru.
Semoga dengan dinginnya udara dan panasnya politik yang ada tak membuat hati
kita menjadi dingin atau terbakar, lebih baik menyeimbangkannya sehingga hati
kita menjadi hangat dan ceria seperti remaja yang mendapatkan cinta pertamanya.
Indah
sekali perasaan cinta kepada seseorang, dimana kita sering menyebut namanya
dalam doa dan memohon “Ya Alloh jika dia jodoh ku maka dekatkanlah dan jika dia
bukan jodoh ku maka jodohkanlah.” Wait,
ada yang ganjil dengan kalimat tersebut seperti ada paksaan kita harus
memilikinya dan menjadi jodohnya. Jika seperti itu apakah itu rasa cinta atau
sebuah obsesi belaka? Lalu bagaimana dengan doa yang seperti ini “Ya Alloh,
jika jodoh kami jauh semoga Engkau dekatkan. Jika dekat semoga Engkau rekatkan.
Jika ragu semoga Engkau yakinkan, jika salah semoga Engkau luruskan.” Mana
menurut kalian doa seorang yang jatuh cinta dan seorang yang terobsesi?
Manusia adalah hasil karya eksklusif, masterpiece yang telah Alloh ciptakan. Akal
dan perasaan yang telah dianugerahkan kepada kita membuat kita harus bisa
membedakan perasaan yang kita miliki itu sebagai rasa cinta atau obsesi, jangan sampai salah mengartikan sebuah rasa
karena itu menyangkut perasaaan orang lain. Datangnya cinta sering tanpa sebab
yang pasti, jika ada sebabnyapun biasanya kita tidak tahu apa itu. Sedangkan
obsesi sendiri hampir mirip dengan cinta, karena didalam obsesi biasanya kita
juga tidak tahu alasan yang sebenarnya. Gejalanya pun juga hampir sama jika
cinta kita sering teringat tentang si dia begitu juga obsesi. Tapi tenang
antara cinta dan obsesi tetap memiliki perbedaan. Dari beberapa sumber yang berhasil
dihimpun, penulis menyimpulkan ada beberapa hal yang bisa membedakan apakah
rasa itu sebuah cinta atau obsesi, berikut diantaranya:
1.
Cinta
adalah sebuah perasaan dimana kita ingin terus memberi apa yang kita miliki. Sedangkan
obsesi adalah rasa ingin terus memiliki.
Ini salah satu hal
mendasar yang membedakan antara cinta dan obsesi. Disaat kita mencintai
seseorang kita selalu ingin membuatnya bahagia dengan cara memberikan atau
melakukan hal yang dia suka. Tapi jika yang kamu rasakan hanya perasaan yang
sangat kuat untuk memilikinya hingga kamu rela melakukan apa saja untuk
mendapatkannya maka itu adalah obsesi.
Menatapnya diam-diam
dan selalu mendoakannya itulah cinta. Kita tak harus memilikinya karena hanya
dengan melihatnya saja itu sudah suatu kebahagiaan yang tak terkira. Sedangkan
obsesi berarti kamu benar-benar harus mendapatkannya bagaimanapun itu caranya,
termasuk meminta teman-teman mu menjadi detektif secredible Sherlock
Holmes untuk mengintainya misal atau dengan memberikan jaminan kedudukan,
pangkat, jabatan atau harta yang keluarga kamu miliki, layaknya kamu telah
berbisnis dengannya. Jika kamu memang benar ingin berbisnis maka ingatlah money is not number one capital in business,
the number one capital is trust.
Jika itu yang kamu rasakan berarti obsesi yang ada dihati mu.
Ada sebuah kejadian menarik dimana
sahabat saya mendapatkan kabar pernikahan seseorang yang dulu pernah singgah dihatinya.
Apa yang dilakukan sahabat saya? Menggagalkan rencana pernikahannya dengan kemampuan
yang dia miliki atau menyambutnya dengan bahagia karena mentari esok tetap akan
bersinar? Saya teringat sekali tulisan sahabat saya itu, yang beberapa tulisannya sering membuat saya terinspirasi “Kadang aku berpikir, apa aku salah
mengambil jalan di persimpangan tadi? Ah tidak,aku tidak mungkin salah jelas
tertulis kata JalanNya diseonggok
kayu tua yang tertancap di depan jalan ini. Tapi mengapa jalan ini begitu
berbatu? Mengapa jalan ini begitu gulita dan pengap? Dan bahkan ternyata jalan
ini buntu! Ah biarlah cukup janur kuning saja yang melengkung, aku harus tetap
tegak.” Apa yang dapat kalian simpulkan dari tulisan itu? Menyambut mentari
esok dan memeluk masa lalu atau menantang mentari untuk mendapatkannya kembali?
2. Cinta
bisa diartikan saat kita belajar menyanyangi orang lain lebih dari kita
menyanyangi diri kita sendiri. Sedangkan obsesi semua yang kamu lakukan adalah
untuk kepuasan mu sendiri.
Belajar untuk
menyanyangi dan mengupayakan yang terbaik untuk orang lain itu adalah cinta.
Disaat kita berusaha menjadi sosok yang lebih baik dari hari kehari, lalu
memantaskan diri dihadapan Alloh sehingga Alloh akan memantaskan kita, hingga
kita layak mendampinginya itulah cinta. Tujuannya sederhana saja hanya untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dihadapan Alloh dan membuatnya tersenyum
bahagia dan hal itu tentu akan membuat kita jauh lebih bahagia. Teringat petuah
lama seorang penulis wanita dimana beberapa bukunya menjadi literatur klasik di
Ameraka, Hellen Keller “Banyak orang
berpikir salah mengenai apa itu kebahagiaan sejati. Hal itu tidak tercapai
melalui kepuasan diri, melainkan melalui kesetiaan terhadap tujuan.”
Lalu bagaimana dengan
obsesi? Jika semua yang kamu lakukan hanya untuk membuat diri mu sendiri
bahagia, bahkan kamu rela melakukan segala cara untuk mendapatkannya termasuk
merubah diri mu menjadi sosok orang lain yang sejatinya hanya untuk membuatnya
menjadi milik mu dan itu bukan hakikat memantaskan diri yang sesungguhnya.
Sebetulnya kita tidak perlu melakukan sejauh itu yang terpenting adalah
cintailah Alloh maka akan dipilihkan hamba yang dicintaiNya untuk mencintai mu.
Tentu saja hamba yang dicintaiNya akan menjadi yang terbaik buat kita, lain
halnya dengan apa yang kita cintai belum tentu itu yang terbaik buat kita.
3.
Menerima
kekurangan dan kelebihannya lalu membiarkannya menggali potensi yang dimiliki kemudian
memeluknya bersama-sama itulah cinta. Sedangkan obsesi hanya sekedar keinginan
mu mengontrol dan membentuknya menjadi apa yang kamu banyangkan.
Disaat kamu menerima semua kekurangannya meskipun terkadang hal itu membuat mu jengkel atau menyebalkan, tapi kamu tetap merasa senang dan nyaman bersamanya karena kamu tahu dia memiliki potensi yang lebih dari kekurangannya. Itulah perasaan cinta. Karena sejatinya setiap manusia memiliki potensi yang jauh lebih dahsyat daripada malaikat, itulah kenapa saat baru diciptakan, Alloh menyuruh malaikat bersujud kepada Adam.
Akan tetapi jika kamu mengontrol
dia dan memaksanya harus melakukan ini itu sesuai dengan standart yang telah
kamu tetapkan dan kamu tidak akan pernah berhenti hingga dia menjadi sosok
seperti yang kamu bayangkan, maka itu adalah obsesi. “Bukan sekedar indahnya paras,yang terpenting justru kesesuaian
pribadinya dengan pribadi mu. Itulah jodohmu. Bukan sekedar besar gajinya, yang
terpenting adalah yang membahagiakanmu, itulah rezekimu.” Mungkin petuah
dari seorang penulis muda Ahmad Rifa’i Rif’an ini pantas menjadi pengingat bagi
jiwa-jiwa muda yang mendambakan cinta.
4. Cinta
tidak memerlukan pernyataan, karena cinta lebih dari sekedar kata-kata. Sedangkan
obsesi memerlukan suatu penetapan atau status yang mengartikan kamu yang telah
memilikinya.
Pernah kalian mendengar
cinta dalam hati atau cinta dalam diam? Mungkin itu mengartikan seseorang yang menyanyangi
dan mengasih orang lain tanpa ada pernyataan cinta sebelumnya. Sebenarnya
dikatakan atau tidak dikatakan itu tetap cinta. Seperti halnya kisah cinta
Saidatina Fatimah dan Saidina Ali yang mencintai secara diam-diam dan akhinya
Alloh mempertemukan mereka juga. Sesungguhnya mereka yang mencintai secara diam
itu sedang berjihad, berjihad menentang kehendak diri dan menundukkan nafsu
hati. Seperti syair lagu dari Ungu yang
menggambarkan tentang cinta dalam hati yanag begitu mendalam:
Mungkin
ini memang jalan takdir ku
Mengagumi
tanpa dicintai
Tak
mengapa bagi ku
Asal
kau pun bahagia dalam hidupmu,
Dalam
hidupmu
Telah
lama kupendam perasaan itu
Menunggu
hatimu menyambut diri ku
Tak
mengapa bagi ku
Mencintaimu
pun adalah bahagia untuk ku,
Bahagia
untuk ku.
Lalu bagaimana dengan obsesi? Jika kamu memerlukan sebuah pernyataan
yang membuktikan bahwa kamu adalah miliknya dan dia adalah milik mu dan
seandainya hal itu belum terjadi kamu merasa tidak tenang dan selalu gelisah
maka yang kamu rasakan itu adalah obesi. “Sejatinya
bersedih karena keinginan yang belum termiliki, serta terus menerus
menyia-nyiakan apa yang dimiliki adalah pertanda adanya benih kufur dalam diri
seseorang. Orang kerdil selalu merasa sedih dengan keinginan yang belum
dimiliki, sedangkan orang besar selalu mendayagunakan apa yang sudah dimiliki.”
Kalimat tersebut adalah tamparan yang jitu untuk menyadarkan orang-orang
yang selalu bersedih akan sesuatu yang belum dia miliki.
5.
Tidak
ada seorang pun di dunia yang mau patah hati. Tetapi jika kamu sangat takut
ditinggalkan dan rela melakukan apa saja agar dia kembali bersamamu, mungkin
itu hanya sebuah rasa obsesi.
Mungkin rasa cinta yang
kamu berikan tidak sebanding dengan apa yang kita dapatkan. Apa yang selama ini
kita genggam sudah saatnya kita lepaskan, karena semakin lama kita menggenggamnya
maka rasa sakit yang mendalam yang akan kita rasakan. Rasa cinta tidak pernah
egois, kita akan tahu apakah perasaan kita bisa dilanjutkan atau tidak. Mungkin
syair sederhana dari penulis yang lagi pingin nulis ini bisa menggambarkan
perasaan kalian:
Aku
seperti menyelami kebahagiaan lama,
Yang
menangis dalam lukisan-lukisan tragis Frida Kahlo.
Aku
seperti menyusuri luka lama,
Yang
tersenyum dalam sajak-sajak Pablo Neruda.
Aku
sendiri dan tidak berada disini,
Hanya
kata-kataku yang selalu yang selalu ingin menyentuh jantungnya,
tapi mereka tak punya jemari.
Lalu jika itu obsesi maka perasaan insecure itu sangat kuat, kamu tidak tahu
apa yang dapat kamu lakukan kedepannya tanpa dia, maka kamu akan berusaha
mati-matian untuk membuatnya bertahan. Kamu tidak mempedulikan perasaan yang
dia miliki, yang kamu harapkan dia pasti bersamamu. Di dalam bukunya yang
berjudul Rindu, Tere Liye menuliskan kata-kata yang sangat bijak “Lepaskanlah, maka besok lusa jika dia cinta
sejati mu, dia akan kembali dengan cara yang mengagumkan. Ada saja takdir hebat
yang tercipta untuk kita. Jika dia tak kembali, maka sederhana saja jadinya,
itu bukan cinta sejati mu. Hey, kisah-kisah cinta dalam buku itu, di
dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya. Tetapi
kisah cinta kau, siapa penulisnya? Alloh, penulisnya adalah pemilik cerita
paling sempurna di muka bumi.” Bagaimana mau menulis kisah cinta sendiri
atau melanjutkan kisah cinta yang telah Alloh siapkan?
6.
Cinta
membutuhkan ruang untuk berkembang, maka cinta memberikan kebebasan. Sedangkan
obsesi, kamu akan bersikap sangat posesif dan membatasi segala kegiatannya.
Kita memiliki rencana masa
depan yang telah tersusun rapi dan dia pun juga demikian, maka rasa cinta akan
memberikannya kebebasan untuk mewujudkan harapan-harapan itu menjadi nyata,
bersama-sama menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat. Seperti nasihat
Rasulullah, “manusia terbaik adalah
mereka yang kadar kemanfaatannya dirasakan oleh sebanyak mungkin orang. Begitu
juga sebaliknya, sejelek-jelek manusia adalah mereka yang kadar kehadirannya
membawa petaka bagi sekitar.” Itulah cinta selalu memberikan ruang untuk menjadi
pribadi yang bisa memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya demi kebaikan
orang lain bukan hanya demi kebaikan mu.
Jika itu obsesi maka
kamu memaksan diri untuk menjadi pusat alam semesta. Kamu akan membatasi segala
aktivitasnya dan bersikap posesif karena kamu takut akan ditinggalkannya. Tenanglah
kalau memang kamu ditinggalkannya Alloh bersedia 24 jam menerima setiap curahan
hatimu, kamu bisa menulis berlembar-lembar perasaanmu bahkan kau bisa menjadi
pujangga yang hebat karena orang yang jatuh cinta dan patah hati adalah
pujangga terbaik yang pernah ada, lalu bahu-bahu sahabat mu cukup kuat untuk
menopang kepalamu atau hanya sekedar menyeka air mata mu. Jadi jangan takut
karena ibu mu akan selalu mendoakan mu di setiap sujudnya.
7.
Jika
perasaan itu hanya sebuah obsesi maka saat dia telah menjadi milik mu, rasa itu
akan menghilang dengan sendirinya. Hal ini disebabkan karena rasa obsesi mu
telah terpuaskan.
Obsesi adalah hasrat
ingin memiliki semata, jika kamu telah mendapatkannya, maka perasaan itu
perlahan akan hilang. Obsesi yang kamu miliki telah terpenuhi sehingga apa yang
kamu miliki tidak menarik lagi, karena sudah tidak ada tantangan untuk
ditaklukkan lagi. Seperti itulah obsesi.
Sedangkan cinta rasa
itu tidak akan pernah hilang, cinta bisa menghilang jika dia memang benar-benar
harus menghilang tapi terkadang sekuat apapun kamu mencuci baju, akan tetap
menyisakan noda walaupun itu hanya sebesar debu. Tapi tenang saja noda itu
tidak akan mengganggu penampilan kalian yang menawan.
Itulah sekilas tentang rasa cinta
dan obsesi, sebetulnya didalam cinta juga ada obsesi tapi kita bisa mengontrol
obsesi itu, sebaliknya didalam obsesi belum tentu ada cinta. Mungkin benar
wanita selalu membutuhkan status, karena itu jangan mau perasaannya digantung seperti
jemuran, kalau memang cinta maka halal kan kalau tidak maka tinggalkan. Alloh
mempermudah umatNya untuk melengkapi separuh agamaNya.
Teringat sebuah kisah yang menggugah di jaman
Rasullah. Suatu hari salah seorang sahabat ingin menikah, tetapi sahabat
tersebut tidak memiliki apapun dirumahnya bahkan sebuah cincin besi pun sababat
itu tak punya. Maka Rasul bertanya “Apakah kamu bisa membaca Al-Qur’an?” sahabat
itu mengangguk dan menyebutkan beberapa surah yang dihafalkannya. Lalu Rasul
bersabda “Nikahilah wanita itu dengan mahar mengajarkan surah Al Quran yang
kamu hafal.” Begitulah Islam, Allah selalu mempermudahkan setiap urasan
umatNya. Teringat tulisan indah Ahmad Rifa’i mengenai seleksi kisah sejati “jangan pernah meniru mereka yang berusaha
menggelar pameran glamor untuk mengumumkan kesucian cinta. Bukan mahalnya biaya
cinta yang melanggengkan kebersamaanmu dengannya, tetapi kesederhanaan yang
ikhlas dari hati mu untuk setia kepada janji sakral yang kau ucap didepan
penghulu. Itulah pengabadian cintamu.”
Ada sebuah kisah menarik yang
pernah dialami oleh sahabat saya, dimana sabahat saya ini telah menjalin
hubungan dengan seseorang yang dicintainya, terlihat mereka begitu bahagia dan
romantis hingga membuat banyak orang merasa iri, akan tetapi tak beberapa lama
sang mantan kekasih datang dan ingin mengambil mantannya itu yang statusnya
sekarang adalah kekasih dari sahabat saya. Sang mantan melakukan segala cara
untuk merebut kekasihnya yang dulu dari sahabat saya, termasuk menggunakan
kekuasaan yang dimiliki kedua orang tuanya, dengan jabatan yang dimiliki dan iming-iming
kedudukan yang prestigious agar sang
mantan kekasih kembali kepelukannya. Jadi apakah ini yang disebut cinta atau
obsesi? You know the answer.
Setelah berbicara panjang lebar
tenatang cinta dan obsesi alangkah baiknya jika kita menyegarkan pikiran dengan
memandang Bunga Sakura, walaupun belum bisa menikmati secara langsung tapi
setidaknya kita bisa tetap mengagumi keindahannya. Bunga Sakura tak hanya indah
untuk di nikmati tapi juga melambangkan kehidupan yang berarti kebahagiaan,
kesejukan, ketenangan, dan ketentraman tetapi dibalik itu semua penulis
menyimpulkan terdapat filosofi yang mendalam yaitu tak ada yang abadi didunia
ini karena secara perlahan semua akan berguguran dan akan muncul bunga yang
baru. Tak perlu kamu bersedih karena Bunga Sakura pasti akan muncul dimusim
semi yang akan datang, dan persiapkanlah senyum yang paling indah yang kau
miliki.
Sebagai
penutup penulis akan memberikan sebuah sajak sederhana:
Langit
sore sedang tidak menawan,
Dia
senang berawan akhir-akhir ini,
Bahkan
dia sering mengundang hujan tiba-tiba.
Langit
pagi yang peranginya tenang dan hangat telah diselimuti mendung tebal.
Disaat
aku membuka jendela, kuharap hujan bergegas pulang,
Begitu
juga awan akan menghilang.
Api
yang membakar dari dalam akan dingin.
Kuharap
ramalan cuaca pecan ini berubah:
Besok,
udara akan sesegar wangi bayi
Lusa,
langit akan ceria seperti remaja yang jatuh cinta.
Ahh,
walaupun cuaca tak berubah
Aku
kan berdiri sejenak, merasakan air menerpa wajah
Lantas
tersenyum, masih ada udara disekitar ku
Lalu
mendongak keatas, menatap langit biru yang bersaput awan
Lantas
tersenyum, masih ada langit diatas sana.
Note: tulisan ini penulis tulis dari beberapa
referensi diantaranya:
1. Dari acara talkshow di siaran televisi dengan seorang psikolog yang
mengupas tentang cinta dan obsesi.
2. Dari beberapa artikel dan buku yang
pernah penulis baca.
3. Dari pengalaman sahabat-sabat penulis
tentang cinta dan obsesi, tentang pengorbanan, tentang arti lapang dada karena
seseorang yang pernah mengisi hatinya telah mengisi hati orang lain yang sah.
Kalau dipikir-pikir sahabat-sahabat penulis ini telah makan asam garam
percintaan yang cukup banyak, bisa digunakan sebagai pembelajaran kedepannya
atau bahkan inspirasi tulisan seperti ini ^^
4. Dari pengalaman pribadi penulis yang
sebenarnya tidak begitu paham tentang cinta, mungkin hanya sedikit paham
tentang cinta dalam hati lantas orang yang dicintainya dalam diam itu
bertunangan dengan orang yang jauh lebih baik dari penulis. Kalau ditanya sakit
tidak? Jawabannya pasti sakit, tapi itu merupakan tumpuan awal untuk bisa
melompat lebih tinggi hingga tak perlu lagi mendongak untuk melihat awan, tapi
cukup dengan menunduk karena awan telah berada dibawah mu dan kamu akan melihat
dengan jelas bintang-bintang bersinar terang menyapa mu ^^
Teringat
salah seorang tokoh penggerak Mesir, Sayyid Qutb yang pernah berwasiat “satu peluruhanya bisa menembus satu kepala,
tetapi satu telunjuk (tulisan) sanggup menembus jutaan kepala.” Waisat itu
mengajak kita untuk senantiasa menulis, tak mengapa kau menulis apapun yang
ada dipikiranmu termasuk kesedihan, kebahagiaan, pengetahuan, ataupun
pengalaman yang kamu atau sahabat kamu miliki, siapa tahu itu bisa bermanfaat
bagi orang lain dan dengan tulisan itu pula orang bisa mengenang mu. Tidak usah
berkecil hati jika kamu merasa dia selalu ada dalam tulisan mu, tapi kamu
adalah orang yang belum sempat dia baca, karena akan ada banyak orang yang
bersedia meluangkan waktunya untuk membacanya, so ayo menulis mulai dari sekarang ^^
Salam hangat, Avionita
Wassalamu’alaikum ^^